Dalam mengelola keuangan usaha, seringkali kita dihadapkan pada perbedaan angka yang dapat memengaruhi stabilitas keuangan perusahaan. Perbedaan tersebut dikenal sebagai budget variance, yang sering muncul setelah melewati periode keuangan tertentu. Namun, apakah budget variance hanya sekadar perbedaan angka? Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai budget variance, jenisnya, penyebab umumnya, serta tips untuk mengelolanya.
Baca juga : Mengajukan Pinjaman Usaha ke Bank: Memahami 5C dengan Seksama
Kenali Budget Variance Lebih Dekat
Budget variance dapat diartikan sebagai selisih antara anggaran yang telah diperkirakan dengan anggaran sesungguhnya yang dikeluarkan. Selisih ini bisa muncul saat mengelola pengeluaran atau bahkan pendapatan usaha. Namun, apakah kita hanya harus memandangnya sebagai angka yang berbeda?
Jenis dan Contoh Budget Variance
1. Selisih Positif
Jenis budget variance pertama adalah selisih positif, yang terjadi ketika pengeluaran untuk suatu keperluan lebih rendah dari estimasi. Misalnya, kamu menganggarkan sewa ruko per tahun sebesar Rp40.000.000, namun sebenarnya kamu hanya mengeluarkan Rp33.000.000. Selisih Rp8.000.000 ini menjadi keuntungan karena pengeluaran riil lebih rendah dari estimasi.
2. Selisih Negatif
Sebaliknya, selisih negatif terjadi ketika pengeluaran lebih besar dari estimasi. Misalnya, kamu menganggarkan Rp3.000.000 untuk peralatan, namun nyatanya kamu mengeluarkan Rp4.500.000. Selisih Rp1.500.000 ini menjadi kerugian karena pengeluaran riil melebihi perkiraan.
Beberapa Penyebab Umum Budget Variance
- Estimasi Kurang Akurat: Kesulitan dalam membuat estimasi atau perkiraan yang akurat, terutama saat belum memiliki data historis yang lengkap.
- Perubahan Kegiatan Operasional: Kegiatan operasional yang selalu berubah seiring waktu dapat mempengaruhi budget secara signifikan.
- Kondisi Ekonomi: Faktor eksternal seperti perubahan kondisi ekonomi, permintaan pasar, dan kebijakan pemerintah turut memengaruhi budget usaha.
Kenapa Budget Variance Perlu Kamu Perhatikan?
Meskipun budget variance umum terjadi, penting untuk memberikan perhatian lebih padanya. Adaptasi menjadi kunci utama, di mana perlu dilakukan penyesuaian antara budget dan kondisi nyata. Ketika terjadi selisih negatif, pengeluaran perlu ditekan agar sesuai dengan estimasi budget, sedangkan selisih positif perlu dialokasikan dengan bijak.
Baca juga : Mengelola Risiko Keuangan dalam Usaha: 5 Aspek yang Harus Diketahui
Tips Mengelola Budget Variance
- Lakukan Budget Variance Analysis: Melakukan analisis terhadap setiap selisih budget secara rutin untuk mengetahui penyebabnya.
- Lacak Setiap Budget: Menggunakan software atau aplikasi khusus untuk melacak penggunaan setiap budget, agar tidak melewati batas yang telah ditetapkan.
- Ambil Keputusan Terbaik: Ketika menemukan selisih budget, ambil keputusan yang tepat. Selisih positif perlu dialokasikan dengan bijak, sedangkan selisih negatif perlu diatasi dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Kesimpulan
Mengelola budget variance bukan hanya sekadar mencatat perbedaan angka. Lebih dari itu, perlu pemahaman mendalam mengenai penyebab, dampak, dan strategi penanganannya. Dengan memahami budget variance, bisnis dapat lebih adaptif dan mampu mengatasi tantangan keuangan dengan lebih efektif.