January 20, 2025
Official Store Accurate Accouting
AkuntansiBisnis

Mengoptimalkan Strategi Harga dengan Price Sensitivity Meter

Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan sebuah alat atau metode yang dikembangkan oleh ekonom Belanda, Peter Van Westendorp pada tahun 1976. Tujuan utama dari PSM adalah mengukur tingkat sensitivitas harga calon pelanggan terhadap suatu produk. Metode ini melibatkan serangkaian pertanyaan yang membantu memahami daya beli dan preferensi harga pelanggan.

Baca juga : Strategi Diferensiasi dalam Bisnis: Menonjolkan Keunikan untuk Bersaing

Mengapa Harus Memakai Price Sensitivity Meter?

1. Mudah Digunakan

Price Sensitivity Meter dikenal dengan kesederhanaan penggunaannya. Dengan hanya empat pertanyaan sederhana, kamu dapat mengukur ekspektasi harga pelanggan dengan cepat. Kemudahan ini memungkinkan analisis yang lebih mendalam untuk menemukan harga yang tepat.

2. Fleksibel di Berbagai Kondisi

PSM tidak hanya berguna saat meluncurkan produk baru, tetapi juga saat mengubah positioning produk atau melakukan penyesuaian fitur yang memerlukan penyesuaian harga.

4 Pertanyaan Sederhana dalam Price Sensitivity Meter

  1. Harga Terlalu Mahal (Cancel)
    • Berapa nominal atau tingkat harga yang dianggap terlalu mahal untuk produk X sehingga membuat calon pelanggan memutuskan untuk tidak membelinya?
  2. Harga Terlalu Murah (Kualitas Rendah)
    • Berapa nominal atau tingkat harga yang dianggap terlalu murah untuk produk X sehingga membuat calon pelanggan merasa kualitas produknya rendah?
  3. Harga Terlalu Mahal (Ragukan Pembelian)
    • Berapa nominal atau tingkat harga yang dianggap terlalu mahal untuk produk X, tetapi calon pelanggan masih berpikir sejenak untuk membelinya?
  4. Harga Mahal tapi Berkualitas (Good Value)
    • Berapa nominal atau tingkat harga yang dianggap terlalu mahal untuk produk X, tetapi membuat calon pelanggan merasa produknya layak dibeli atau memiliki nilai yang baik?

Cara Menerapkan Price Sensitivity Meter

1. Analisis Point of Marginal Cheapness

  • Identifikasi titik pertemuan antara pertanyaan kedua dan keempat. Data harga di sini menggambarkan produk yang terlalu murah dan cenderung dianggap rendah kualitasnya.

2. Analisis Point of Marginal Expensiveness

  • Identifikasi titik pertemuan antara pertanyaan pertama dan ketiga. Data harga di sini mencerminkan ketidaknyamanan pelanggan karena harga yang dianggap terlalu tinggi.

3. Temukan Range of Acceptable Pricing

  • Berdasarkan poin satu dan dua, tentukan kisaran harga yang diterima oleh pelanggan sebagai batas tertinggi dan terendah.

4. Temukan Indifferent Price Point

  • Identifikasi harga di mana sejumlah pelanggan merasa terlalu mahal dan sejumlah lainnya merasa terlalu murah. Ini adalah indifferent price point, di mana produk dianggap biasa.

Baca juga : Manajemen Katalog: Kunci Sukses dalam Berjualan Online

5. Tentukan Optimal Price Point

  • Lanjutkan dengan menentukan harga optimal berdasarkan data yang ada. Pada tingkat harga ini, pelanggan menganggap produk memiliki nilai yang tepat, tidak terlalu mahal, dan tidak terlalu murah.

Rasakan sensasi unik Emkay Blast Lite Liquid Vape hari ini! Pesan sekarang dan nikmati pengalaman vape yang tak terlupakan!

Related posts

Bisnis Social Enterprise, Bisnis Berlandaskan Sosial dan Lingkungan

Erapuji

Meningkatkan Penjualan dengan Point of Purchase Marketing: Strategi Efektif di Area Kasir

Agung

Memulai Bisnis Fashion Brand Sendiri: Panduan Komprehensif

Ika Maiyastri