Nasib penimbun masker – Awal 2020 saat virus corona pertama kali muncul di dunia, semua orang panik dan berusaha untuk memberikan proteksi lebih pada diri mereka agar tidak tertular virus corona. Salah satu proteksi diri yang paling ampuh adalah dengan menggunakan masker setiap kita akan berakrivitas di luar rumah.
Semua orang berbondong-bondong untuk membeli stock masker untuk kebutuhan pribadi dan keluarga mereka. Namun ada juga oknum-oknum nakal yang membeli masker dalam jumlah banyak dan menjualnya kembali dengan harga yang tinggi. Mereka biasa kita kenal dengan sebutan penimbun masker.
Baca Juga: 2 Langkah Mudah Menentukan Harga Pokok Penjualan
Namun saat ini orang-orang tak lagi memburu masker. Banyak dari kita yang sudah beralih menggunakan masker kain yang jelas-jelas harganya jauh lebih murah dari masker medis dan dapat mencegah persebaran virus corona di keseharian kita.
Lalu, bagaimana nasib para penimbun masker? Apakah masker yang mereka timbun sebelumnya sudah benar-benar habis terjual? Ataukah mereka jadi rugi bandar karena ada banyak stock yang belum habis karena banyak orang beralih menggunakan masker kain?
Dilansir dari Surya.co.id, saat ini penimbun masker disebut merugi miliaran rupiah karena harga masker sudah mulai normal dan tak lagi langka. Tak hanya penimbun masker saja yang merugi, penimbun termometer infrared juga mengalami hal yang sama. Bahkan para penimbun di Pasar Pramuka ada yang rugi sampai 11 Milyar Rupiah.
Akibat dari adanya penimbunan ini, orang-orang sakit yang berhak mendapatkan alat kesehatan tersebut menjadi semakin terancam kesehatannya. Bahkan WHO pernah mengatakan bahwa penimbunan ini memberikan dampak yang sangat besar bagi tenaga medis yang membutuhkan masker dan alat pelindung diri untuk melindungi diri mereka sendiri dan pasien sehingga tidak menginfeksi orang lain.
Baca Juga: Mengapa Harga Masker Naik?
Menurut pernyataan Sekjen Perhimpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka (PPFPP) Yoyon yang kami lansir dari detik.com, mengatakan masker medis di Pasar Pramuka sudah tak laku lagi. Bahkan pihaknya belum lama ini membagikan masker secara gratis.
“Udah nggak laku sekarang (masker medis). Sudah banyak yang gratis, dibagiin (masker di Pasar Pramuka) sudah nggak laku. Terakhir kita bagi-bagiin ke warga sekitar, ke pengunjung, nggak sempat kita data (berapa masker yang dibagikan) pokoknya sudah ada seminggu,” katanya, Rabu (29/4/2020).
Lalu, Apa yang sebaiknya dilakukan oleh para penimbun masker? Kami menyarankan beberapa alternative yang dapat dilakukan oleh mereka yang terlanjur menimbun masker.
Jual Masker Sesuai Harga Pasar
Kalau para penimbun masker tetap bersikeras untuk menjual masker mereka dengan harga yang tidak wajar, masker yang mereka timbun tidak akan pernah bisa terjual. Mereka harus “rela” untuk jual rugi semua masker yang mereka timbun. Lebih baik rugi daripada maskernya hanya menumpuk lapuk tak terjual.
Menyumbangkan Masker untuk Tenaga Kesehatan.
Karena ulah para penimbun masker, para tenaga kesehatan sempat kesulitan untuk mendapatkan supply masker. Seperti yang kita tahu, para tenaga kesehatan memiliki peran vital dalam menumpas virus corona ini. Mereka satu-satunya prajurit yang dapat menyembuhkan saudara-saudara kita yang terjangkit virus corona. Mereka satu-satunya orang yang berinteraksi langsung setiap harinya dengan virus corona. Maka dari itu, mereka membutuhkan masker medis dalam jumlah banyak setiap harinya.
Mencari Peluang Bisnis Baru
Apapun yang dilakukan oleh penimbun masker saat ini pasti membuahkan hasil kerugian materi yang tidak sedikit. Maka dari itu, WAJIB bagi mereka untuk segera bangkit dan mencari peluang bisnis baru yang baik, menguntungkan dan tidak merugikan orang lain. Salah satu peluang bisnis yang bisa dicoba oleh para mantan penimbun masker ini adalah dengan menjadi Accurate Digital Partner.
Dengan menjadi Accurate Digital Partner, mereka dapat memulai bisnis baru menjadi reseller resmi Accurate Online Accounting software tanpa modal sepeser pun.