Hidden cost, dalam bahasa Indonesia, mengacu pada biaya tersembunyi. Menurut PFCU, hidden cost merujuk pada biaya tak terduga yang muncul dalam suatu pembelian. Biaya ini sering kali diabaikan atau bahkan tidak disadari oleh banyak orang. Hidden cost cenderung muncul ketika seseorang tidak memperhatikan detail anggaran keuangan mereka atau ketika terjadi perubahan dalam kebijakan tarif atau harga, atau bahkan karena keanggaran yang terlalu ketat.
Baca juga : Mengenal Ekuitas dalam Konteks Keuangan Perusahaan
Contoh Hidden Cost dalam Bisnis
Biaya Karyawan
Biaya yang harus ditanggung oleh sebuah perusahaan untuk karyawan tidak hanya mencakup gaji pokok. Hal ini juga melibatkan tunjangan, bonus, asuransi, dan pajak untuk setiap karyawan. Semua pengeluaran ini harus dicatat dan diperhitungkan dengan cermat agar tidak terlupakan.
Biaya negosiasi gaji dalam proses rekrutmen juga termasuk dalam kategori hidden cost. Biaya ini timbul saat perusahaan berusaha untuk mempertahankan kandidat yang telah melamar pekerjaan di perusahaan, agar mereka tidak beralih ke perusahaan lain.
Selain biaya yang terkait dengan gaji karyawan, perusahaan juga perlu mempertimbangkan biaya yang muncul ketika seorang karyawan mengundurkan diri. Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk mengganti karyawan yang mengundurkan diri sekitar satu per lima dari gaji karyawan.
Biaya Penyusutan Barang
Biaya penyusutan adalah perbedaan antara nilai suatu barang ketika dibeli dan nilai saat ini. Bagi perusahaan yang menjual produk fisik, biaya penyusutan barang adalah hidden cost yang nyata. Biaya penyusutan bisa timbul karena berbagai alasan seperti pencurian barang oleh karyawan, kesalahan dalam pengiriman barang, penipuan oleh vendor, atau penurunan harga barang di pasar.
Biaya Perawatan Alat
Ketika perusahaan membeli peralatan, pengeluaran tidak hanya terbatas pada harga beli alat tersebut. Perusahaan juga harus mempertimbangkan biaya perawatan dan perbaikan alat yang akan muncul di masa depan. Biaya perawatan alat ini termasuk dalam kategori hidden cost.
Biaya Asuransi
Perusahaan perlu membayar berbagai jenis asuransi untuk menjaga kelangsungan bisnis mereka di masa depan. Jenis-jenis asuransi yang diperlukan oleh perusahaan termasuk asuransi karyawan, asuransi properti, asuransi alat, asuransi liabilitas, dan asuransi kecelakaan kerja.
Biaya Legal
Saat membangun bisnis, perusahaan akan menghadapi berbagai masalah hukum dan perizinan. Ini termasuk biaya yang tidak sedikit. Anda bisa memilih untuk mengurus masalah hukum tersebut sendiri atau menggunakan jasa hukum. Menggunakan jasa hukum mungkin lebih mahal, tetapi bisa menghemat waktu dan tenaga.
Biaya hukum juga terkait dengan masalah hukum yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Terutama bisnis kecil yang belum familiar dengan aspek legalitas perusahaan bisa merasa terbebani oleh biaya ini.
Biaya Pajak
Biaya pajak adalah kewajiban bagi semua warga Indonesia, termasuk para pelaku bisnis. Selain membayar pajak pribadi, mereka juga harus membayar pajak atas bisnis mereka. Meskipun jumlahnya mungkin tidak signifikan, menunda pembayaran pajak bisa berujung pada denda yang besar.
Biaya Iklan dan Pemasaran
Terakhir, ada biaya iklan dan pemasaran yang diperlukan oleh hampir setiap bisnis yang baru dimulai. Tanpa upaya pemasaran, bisnis akan kesulitan untuk berkembang. Namun, dengan adanya platform media sosial, promosi bisnis dapat dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Baca juga : Analisis Break Even Point (BEP) dalam Perencanaan Keuangan Perusahaan
Demikianlah beberapa contoh hidden cost yang sering ditemui dalam bisnis. Setiap keputusan finansial yang diambil akan selalu memiliki hidden cost yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penting untuk bijak dalam mengelola keuangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam bisnis Anda. Keputusan keuangan yang tepat akan berdampak pada kondisi finansial Anda di masa depan.