28.3 C
Jakarta
October 5, 2025
Solusi Pembukuan Bisnis
Akuntansi

7 Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan Tanpa Stress

Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan

Banyak pelaku UMKM merasa laporan keuangan itu rumit dan hanya perlu dibuat oleh akuntan profesional. Padahal, laporan keuangan sederhana bisa membantu Anda mengetahui kesehatan usaha, mengontrol arus kas, dan mempermudah akses pembiayaan. Bagaimana langkah praktis membuat laporan keuangan untuk bisnis?

Apa Itu Laporan Keuangan untuk UMKM?

Laporan keuangan adalah catatan terstruktur yang menggambarkan kondisi keuangan usaha dalam periode tertentu. Isinya meliputi informasi tentang pemasukan, pengeluaran, aset, kewajiban, hingga keuntungan atau kerugian yang dialami bisnis.

Bagi UMKM, laporan keuangan bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan alat penting untuk memahami arah usaha. Dari laporan keuangan, pemilik bisnis bisa menjawab pertanyaan seperti:

  • Apakah usaha benar-benar untung atau sekadar ramai omzet?
  • Pos pengeluaran mana yang paling besar dan perlu dikendalikan?
  • Apakah kas cukup sehat untuk membayar kewajiban atau ekspansi usaha?

Selain itu, laporan keuangan juga menjadi syarat penting saat UMKM ingin mengajukan pinjaman atau pendanaan ke bank maupun lembaga keuangan. Bank biasanya tidak hanya melihat omzet, tetapi juga konsistensi catatan keuangan sebagai bukti kredibilitas usaha.

Dengan kata lain, laporan keuangan adalah peta jalan bisnis. Tanpa laporan yang rapi, pelaku UMKM akan sulit menavigasi keputusan usaha, apalagi bertumbuh lebih besar.

Baca Juga: Laporan Keuangan Inhouse: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menyajikannya

Urutan Laporan Keuangan untuk UMKM

Laporan Laba Rugi

Laporan ini biasanya disusun lebih dulu karena berisi ringkasan pendapatan dan beban dalam periode tertentu. Dari laporan laba rugi, kita mengetahui apakah bisnis mengalami keuntungan atau kerugian. Hasilnya menjadi dasar untuk menghitung ekuitas di laporan berikutnya.

Laporan Perubahan Modal (Ekuitas)

Setelah laba rugi diketahui, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan perubahan modal. Laporan ini menunjukkan bagaimana modal pemilik berubah, baik karena penambahan keuntungan, penarikan pribadi (prive), atau tambahan modal baru.

Neraca (Balance Sheet)

Neraca memberikan gambaran posisi keuangan usaha pada periode tertentu. Isinya berupa aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik (yang sudah diperbarui dengan hasil laporan perubahan modal). Dengan neraca, UMKM bisa melihat kondisi “kesehatan finansial” bisnis.

Laporan Arus Kas

Laporan ini biasanya disusun terakhir karena membutuhkan data dari laporan lain (laba rugi dan neraca). Arus kas merinci bagaimana uang masuk dan keluar dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan. Tujuannya untuk mengukur likuiditas usaha.

Langkah Praktis Membuat Laporan Keuangan

Catat Semua Transaksi Harian

Kebiasaan mencatat transaksi harian akan menyelamatkan bisnis Anda. Transaksi sekecil apa pun, seperti beli ATK Rp10 ribu, tetap harus dicatat. Catatan ini bisa dibuat manual di buku kas, Excel, atau aplikasi akuntansi.

Jika tidak dicatat, transaksi kecil yang sering diabaikan bisa mengganggu arus kas. Dengan pencatatan rutin, Anda bisa menutup kebocoran biaya yang tidak terlihat.

Kategorikan Pemasukan dan Pengeluaran

Setelah mencatat transaksi, langkah berikutnya adalah mengelompokkan berdasarkan kategori. Misalnya:

  • Pemasukan: penjualan produk, jasa tambahan, bunga tabungan.
  • Pengeluaran tetap: gaji karyawan, sewa tempat, cicilan.
  • Pengeluaran variabel: bahan baku, ongkos kirim, biaya listrik.

Dengan kategorisasi ini, Anda lebih mudah mengetahui pos pengeluaran terbesar. Jika biaya listrik membengkak, misalnya, Anda bisa mencari solusi untuk efisiensi.

Buat Buku Kas Harian

Buku kas harian adalah ringkasan arus kas bisnis Anda. Formatnya sederhana: catat pemasukan di kolom debit, pengeluaran di kolom kredit, lalu hitung saldo akhir.

Contoh:

1 Jan → Pemasukan Rp5.000.000

2 Jan → Pengeluaran Rp2.000.000

Saldo → Rp3.000.000

Dengan buku kas, Anda bisa tahu setiap hari apakah usaha untung, rugi, atau sekadar impas.

Susun Jurnal Transaksi

Jurnal transaksi adalah pencatatan kronologis yang lebih detail daripada buku kas. Setiap transaksi dicatat dengan informasi tanggal, akun yang terlibat, serta jumlahnya.

Misalnya:

3 Jan: Pembelian bahan baku Rp1.000.000 → (Debit: Persediaan, Kredit: Kas).

4 Jan: Penjualan tunai Rp2.500.000 → (Debit: Kas, Kredit: Penjualan).

Meski terlihat teknis, jurnal transaksi membantu Anda memahami aliran keuangan bisnis secara sistematis.

Buat Buku Besar

Buku besar berisi kumpulan akun dari jurnal transaksi. Tujuannya adalah mengelompokkan transaksi sesuai akun, misalnya: kas, persediaan, piutang, utang, dan modal.

Dengan buku besar, Anda bisa melihat posisi keuangan secara menyeluruh. Misalnya, berapa saldo kas yang tersisa, berapa piutang pelanggan yang belum tertagih, atau berapa utang yang harus segera dibayar.

Baca Juga: Pembukuan dan Pencatatan Akuntansi: Pahami Perbedaannya agar Keuangan Bisnis Rapi

Susun Laporan Keuangan Utama

Setelah memiliki buku kas, jurnal, dan buku besar, Anda bisa menyusun tiga laporan utama:

  • Laporan Laba Rugi: menunjukkan apakah usaha untung atau rugi dalam periode tertentu.
  • Neraca: menggambarkan posisi aset, kewajiban, dan modal.
  • Laporan Arus Kas: melacak uang masuk dan keluar, penting untuk memastikan likuiditas usaha.

Laporan inilah yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan bisnis, misalnya apakah perlu menambah modal, menekan biaya, atau ekspansi usaha.

Review dan Evaluasi Rutin

Laporan keuangan bukan hanya formalitas. Setiap bulan atau kuartal, lakukan review untuk menganalisis tren usaha. Apakah keuntungan stabil? Apakah ada pengeluaran yang membengkak?

Evaluasi rutin membantu Anda menemukan strategi baru, seperti mengurangi biaya operasional, menambah variasi produk, atau mencari pembiayaan tambahan. Dengan kebiasaan ini, bisnis bisa berkembang lebih sehat dan berkelanjutan.

Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Accurate Online

Kesimpulan

Membuat laporan keuangan bukan lagi hal rumit jika dilakukan dengan langkah yang tepat. Mulai dari menyusun laporan laba rugi, perubahan modal, neraca, hingga arus kas, semua memberikan gambaran jelas tentang kondisi finansial UMKM. Dengan laporan keuangan yang rapi, pemilik usaha bisa mengambil keputusan lebih cepat, mengatur strategi lebih tepat, dan menghindari risiko yang bisa mengganggu kelangsungan bisnis.

Namun, proses pencatatan manual seringkali memakan waktu, rawan salah hitung, dan bikin stress. Di sinilah teknologi hadir sebagai solusi.

Dengan Accurate Online, Anda bisa menyusun laporan keuangan otomatis, mulai dari laba rugi hingga arus kas, hanya dengan beberapa klik. Tidak perlu lagi ribet dengan Excel atau takut kehilangan data, karena semua sudah tersimpan aman di cloud dan bisa diakses kapan saja.

Yuk, kelola keuangan UMKM Anda lebih mudah, cepat, dan tanpa stress bersama Accurate Online!

Related posts

Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Accounting

Erapuji

7 Laporan Akuntansi yang Penting Dalam Bisnis

Erapuji

10 Buku Akuntansi Terbaik Untuk Pemula

Miftah